Q
: Gimana kabanya mas-mas sekalian ? makasih banget udah mau nerima interview
saya
Iwan D (ESP) : sip sip mba ne …Baiklah
Arman (Disembowel) : Alhamdulillah baik, terimakasih juga sudah menyempatkan waktu untuk membuat
interview ini
Bimo (Undying M) : Baik sis, sama-sama
terima kasih juga sudah mau mempublikasikan Undying Music
Abah Supri (Persetan) : Baek mbak tammy , bagaimana juga kabarnya dengan blogs
/ majalah online nya semoga makin berjaya di ranah skena musik kegelapan tanah
air ya
Q
: Ok lets start, Bisa ceritakan sedikit bagaimana sejarah label kalian, kapan
dan dimana terbentuknya ? dan siapa yang memulai ini semua ?
Iwan D (ESP) : Label ini berdiri karena suatu kecintaan terhadap
music Underground pada waktu itu. ESP terbentuknya sekitar 1996 di Bandung yg
di mulai oleh seorang lelaki Imut-imut yang di bantu sang adik [Man Jasad].
Karena waktu dulu yg mau merelease bands
dalam bentuk fisik sangat jarang.
Abah Supri (Persetan) : persetan records dibentuk lewat keisengan beberapa
orang yang ngobrol dan online secara bersamaan ketika nonton film alm. Suzanna
di salah satu stasiun tv swasta tanah air. Dari obrolan ngalor ngidul itulah
terbersit ide untuk membuat label yang khusus merilis band band skena logam
hitam di tanah air. Kalau terbentuknya dimana , ya saya juga bingung karena
kami ngobrol secara online, dan pendiri Persetan Records ini ada 4 orang,
kebetulan saya ditunjuk sebagai orang yang di depan, sementara 3 orang lainnya
berdiri di belakang dan tidak mau diungkap jatidirinya
Arman (Disembowel) : Disembowel Records terbentuk di Tangerang
tepatnya 8 Juli 2000
dan awalnya bernama Disembowel Productions. Sy bentuk label kecil ini ya
bisa dikatakan saat itu simple saja hanya karena “suka”. Semasa karir Disembowel Recs melicense beberapa band luar dalam bentuk kaset seperti
Cock and Ball Torture, Vomit Remnants, Fermento, Liturgy, Lust of Decay, Mastic
Scum dll. Selain itu DR sendiri pernah melicense Merchandise (Longsleeve
shirt) dari beberapa band seperti Vomit Remnants, Fermento dan Gorerotted. Adapun untuk band lokalnya saya splitkan dengan band
luar seperti Devoured/Despondency/Infested dan merangkul beberapa label mancanegara dalam 1
wadah, dengan tujuan agar lebih mudah mempromosikan dan mendapatkan posisi plus
perhatian lebih luas. … simple as that …
Bimo (Undying M) : Undying Music
resmi terbentuk pada Agustus 2002 di Ciputat, Tangerang oleh saya sebagai
record label independen yang berorientasi ke musik heavy metal dan
sub-subgenrenya. Sejak awal hingga kini, saya melakukan seluruh pekerjaan, dari
dealing dengan artis dan label, desain grafis, produksi, pemasaran dan
distribusi, promosi hingga manajemen saya lakoni sendirian, a true D.I.Y.
movement..hahaha.
Semua rilisan Undying Music masih berformat kaset pita (cassette-tape) dan mengawali sepak terjangnya sejak September 2002 dengan merilis tiga album band internasional yang telah dilisensi secara resmi, yakni NECROPHAGIST (Jerman) "Onset of Putrefaction", CALIBAN (Jerman) "Vent", dan POISON THE WELL (USA) "Tear from the Red". Setelah menuai respon positif di market scene musik keras underground Tanah Air, sederet rilisan berikutnya lantas mengalir, yakni WALLS OF JERICHO (USA) "The Bound Feed the Gagged", NORA (USA) "Loser's Intuition", EIGHTEEN VISIONS (USA) "Vanity", KEKAL (Jakarta) "1000 Thoughts of Violence", CALIBAN (Jerman) "Shadow Hearts", ASPHYXIATE (Bekasi) "The Process of Mutilation", CRUSHING THE BOUNDARIES (kompilasi band punk/hardcore/metal lokal) "The Scene of Indifference".
Kemudian circa 2003 hingga 2004, Undying Music sempat bekerjasama dengan major label Alfa Records untuk distribusi secara nasional, namun hanya beberapa judul kaset, yakni KEKAL "1000 Thoughts of Violence", CALIBAN "Vent" dan "Shadow Hearts", POISON THE WELL "Tear from the Red", serta rilisan berikutnya merupakan hasil kolaborasi Undying Music dengan Alfa Records, yakni SENTENCED (Finland) "The Cold White Light", NEVERMORE (USA) "Enemies of Reality", LIQUIDO (Jerman) "Float", dan terakhir, SOILWORK (Swedia) "Natural Born Chaos". Namun seiring perkembangan, terpuruknya penjualan kaset yang disebabkan oleh kemunculan maraknya MP3 bajakan dan download internet gratis memaksa Undying Music untuk menutup bisnisnya.
Pada Maret 2008, bendera Undying Music kembali berkibar dengan membuka toko rock/metal di bilangan Fatmawati Raya, Jakarta Selatan, menjual kaset, CD, Vinyl, dan berbagai macam merchandise band. Setahun berikutnya pindah lokasi ke Teras Agogo, Jl.Patiunus, Jakarta Selatan yang hanya bertahan hingga Maret 2011.
Pada Juni 2011, saya bersama beberapa kawan membangkitkan majalah heavy metal kreasi saya bernama Crushing yang terbit pertama kali pada September 2006 dengan coverstory Burgerkill album "Beyond Coma and Despair", namun berhenti pada awal 2007 setelah melalui tiga edisi. Edisi kebangkitan Crushing pun kembali menampilkan coverstory Burgerkill kali ini dengan album barunya, "Venomous". Crushing adalah majalah heavy metal pertama di Indonesia yang tampil dengan kemasan profesional dan terbit bulanan. Tapi sayangnya setelah edisi ke-10 (coverstory almarhum Rio "Rottrevore"), Crushing harus kembali menutup buku, bahkan untuk selamanya dan membubarkan timnya. Selanjutnya saya jalan sendiri untuk tetap menerbitkan majalah baru untuk meneruskan spirit Crushing dan sekaligus membangkitkan spirit lama yang tak pernah mati, yaitu Undying Music yang benderanya kembali dikibarkan. Tapi sayangnya, lagi-lagi hanya bertahan sampai tiga edisi. Digitalisasi global adalah hal yang paling menyebabkan bisnis media cetak terjerembab ke dalam jurang dengan fragmen kegilaan.
Meski sudah banyak makan asam garam, menelan pil pahit underground entrepreneurship, spirit Undying selalu berkobar sesuai arti literalnya. Konsisten di jalur heavy metal, Undying Music masih eksis sebagai metal merchant dengan menjual CD, kaset, vinyl, t-shirt secara mailorder. Termasuk memproduksi merchandise lisensi band-band metal internasional apapun style-nya.
Pada awal tahun 2014, Undying Music membangkitkan divisi record label yang sempat mati suri. Rilisan debut kebangkitannya adalah album reissue klasik brutal death metal Jakarta, ABSOLUTE DEFIANCE, "Systematic Terror Decimation". Selanjutnya sudah dipastikan akan ada sederet band-band Tanah Air apa pun genrenya, entah heavy metal, thrash metal, death metal, black metal, grindcore, dan lain-lain akan meramaikan roster Undying Music.
Semua rilisan Undying Music masih berformat kaset pita (cassette-tape) dan mengawali sepak terjangnya sejak September 2002 dengan merilis tiga album band internasional yang telah dilisensi secara resmi, yakni NECROPHAGIST (Jerman) "Onset of Putrefaction", CALIBAN (Jerman) "Vent", dan POISON THE WELL (USA) "Tear from the Red". Setelah menuai respon positif di market scene musik keras underground Tanah Air, sederet rilisan berikutnya lantas mengalir, yakni WALLS OF JERICHO (USA) "The Bound Feed the Gagged", NORA (USA) "Loser's Intuition", EIGHTEEN VISIONS (USA) "Vanity", KEKAL (Jakarta) "1000 Thoughts of Violence", CALIBAN (Jerman) "Shadow Hearts", ASPHYXIATE (Bekasi) "The Process of Mutilation", CRUSHING THE BOUNDARIES (kompilasi band punk/hardcore/metal lokal) "The Scene of Indifference".
Kemudian circa 2003 hingga 2004, Undying Music sempat bekerjasama dengan major label Alfa Records untuk distribusi secara nasional, namun hanya beberapa judul kaset, yakni KEKAL "1000 Thoughts of Violence", CALIBAN "Vent" dan "Shadow Hearts", POISON THE WELL "Tear from the Red", serta rilisan berikutnya merupakan hasil kolaborasi Undying Music dengan Alfa Records, yakni SENTENCED (Finland) "The Cold White Light", NEVERMORE (USA) "Enemies of Reality", LIQUIDO (Jerman) "Float", dan terakhir, SOILWORK (Swedia) "Natural Born Chaos". Namun seiring perkembangan, terpuruknya penjualan kaset yang disebabkan oleh kemunculan maraknya MP3 bajakan dan download internet gratis memaksa Undying Music untuk menutup bisnisnya.
Pada Maret 2008, bendera Undying Music kembali berkibar dengan membuka toko rock/metal di bilangan Fatmawati Raya, Jakarta Selatan, menjual kaset, CD, Vinyl, dan berbagai macam merchandise band. Setahun berikutnya pindah lokasi ke Teras Agogo, Jl.Patiunus, Jakarta Selatan yang hanya bertahan hingga Maret 2011.
Pada Juni 2011, saya bersama beberapa kawan membangkitkan majalah heavy metal kreasi saya bernama Crushing yang terbit pertama kali pada September 2006 dengan coverstory Burgerkill album "Beyond Coma and Despair", namun berhenti pada awal 2007 setelah melalui tiga edisi. Edisi kebangkitan Crushing pun kembali menampilkan coverstory Burgerkill kali ini dengan album barunya, "Venomous". Crushing adalah majalah heavy metal pertama di Indonesia yang tampil dengan kemasan profesional dan terbit bulanan. Tapi sayangnya setelah edisi ke-10 (coverstory almarhum Rio "Rottrevore"), Crushing harus kembali menutup buku, bahkan untuk selamanya dan membubarkan timnya. Selanjutnya saya jalan sendiri untuk tetap menerbitkan majalah baru untuk meneruskan spirit Crushing dan sekaligus membangkitkan spirit lama yang tak pernah mati, yaitu Undying Music yang benderanya kembali dikibarkan. Tapi sayangnya, lagi-lagi hanya bertahan sampai tiga edisi. Digitalisasi global adalah hal yang paling menyebabkan bisnis media cetak terjerembab ke dalam jurang dengan fragmen kegilaan.
Meski sudah banyak makan asam garam, menelan pil pahit underground entrepreneurship, spirit Undying selalu berkobar sesuai arti literalnya. Konsisten di jalur heavy metal, Undying Music masih eksis sebagai metal merchant dengan menjual CD, kaset, vinyl, t-shirt secara mailorder. Termasuk memproduksi merchandise lisensi band-band metal internasional apapun style-nya.
Pada awal tahun 2014, Undying Music membangkitkan divisi record label yang sempat mati suri. Rilisan debut kebangkitannya adalah album reissue klasik brutal death metal Jakarta, ABSOLUTE DEFIANCE, "Systematic Terror Decimation". Selanjutnya sudah dipastikan akan ada sederet band-band Tanah Air apa pun genrenya, entah heavy metal, thrash metal, death metal, black metal, grindcore, dan lain-lain akan meramaikan roster Undying Music.
Q
: Sudah berapa banyak band yang berada di dalam label kalian ? dan kebanyakan
bergenre apa ?
Arman (Disembowel) : Sejauh ini hanya sekitar 24 band 19 rilisan dan mayoritas
Death Metal
Iwan D (ESP) : Kalau di hitung dari awal berdiri sampai sekarang ada
hampir 100an releasan dgn musik yg berbeda beda [DeathMetal,Black Metal,Gothic] dan
sekarang kita lebih berfokus ke musick Death Metal
Abah Supri (Persetan) : Band yang ada dalam naungan label biadab dan terkutuk
ini, adalah Kurusetra, Ex Inferis, Durhaka, Djiwo , Maelstrom, Diabolical,
Warkvlt dan ada beberapa band lagi seperti Soulsick , Ash, Helldust,
Hellucination dan beberapa band lain yang mudah mudahan jadi rooster kami di
tahun depan . Semuanya memang Black metal juga kami tengah menjalin kerjasama
untuk membantu penjualan album milik Dry.
Bimo
(Undying M) : Cukup banyak. Awalnya merilis dalam format kaset saja kemudian
ada CD juga, yakni:
- NECROPHAGIST (Jerman) "Onset of Putrefaction", cassette (1999/2002)
- NECROPHAGIST (Jerman) "Onset of Putrefaction", cassette (1999/2002)
- CALIBAN (Jerman) "Vent", cassette (2000/2002)
- POISON THE WELL (USA) "Tear from the Red",
cassette (2002/2002)
- WALLS OF JERICHO (USA) "The Bound Feed the
Gagged", cassette (1999/2002)
- NORA (USA) "Loser's Intuition", cassette
(2002/2002)
- EIGHTEEN VISIONS (USA) "Vanity", cassette
(2002/2002)
- KEKAL (Jakarta, Indonesia) "1000 Thoughts of
Violence", cassette (2003)
- CALIBAN (Jerman) "Shadow Hearts", cassette (2003)
- ASPHYXIATE (Bekasi, Indonesia) "The Process of
Mutilation", cassette (2003)
- CRUSHING THE BOUNDARIES (V/A) "The Scene of
Indifference", cassette (2004)
- SENTENCED (Finlandia) "The Cold White Light",
cassette (2004)
- NEVERMORE (USA) "Enemies of Reality", cassette
(2004)
- LIQUIDO (Jerman) "Float", cassette (2005)
- SOILWORK (Swedia) "Natural Born Chaos", cassette
(2005)
- BLOODY GORE "Stench of your Perversions/Blood Driven
Vehemence"
(April 27, 2012, Undying Music Magazine co-released with
Klandestin). CD. Reissued from both original MCDs (2000 and 2002)
- ABSOLUTE DEFIANCE "Systematic Terror Decimation"
(January 30, 2014, Undying Music co-released with Hitam
Kelam). CD, Cassette. Reissued from the original 2001 CD.
- ROTTEN CORPSE "Maggot Sickness"
(May 25, 2014,
Undying Music). CD, Cassette. Reissued from the original 1996 cassette.
Kalau untuk genre, Undying bebas sih, yang
penting heavy metal dan sub-subgenrenya. Sorry kami Undying bukan label
metalcore, label death metal, dll seperti yang ‘dilabelkan’ orang-orang selama
ini...Undying adalah label heavy metal. Bahkan punk rock yang ada unsur heavy
metal-nya minat juga saya rilis seperti musiknya Pennywise atau Ignite
Q
: tujuan kalian merilis album band itu buat apa ?
Bimo (Undying M) : Memperkenalkan band
yang punya musik bagus dan tentu saja, bisnis
Arman (Disembowel) : Tujuan saya merilis album band tersebut sudah jelas Mem-fisikan karya music mereka
Iwan D (ESP) : Tujuan utama kita supaya bands tersebut dapat
tersalurkan dalam bermusik dan orang umum mengetahuinya. Soalnya sampai
sekarang orang” masih banyak melihat music Underground adalah music SETAN, dan
sesuatu yg tabu. Dan kita juga
berusaha music mereka dapat di ketahui oleh orang” luar negeri bahwa kita tidak
kalah oleh mereka eaaa
Abah Supri (Persetan) : Membuat skena blackmetal indonesia menjadi skena yang
cerdas, berkualitas dan bertanggung jawab. Blackmetal di Indonesia perlu karya
fisik yang menjadi catatan sejarah di masa depan. Band A tidak akan pernah
dikenang gara gara main di event besar seperti Hammersonic dll, tapi Band A
akan terus dikenang karena diskografi dan karya dalam bentuk bukti fisik berupa
cakram padat CD, kaset atau lainnya.
Q : Apa
yang di harapkan masing-masing label dengan pejualan ke pasar luar negeri dan
dalam negeri ?
Iwan D (ESP) : Yang diharapkan paling utama bahwa music mereka
diterima,disukai,dan diketahui oleh mereka.
Arman (Disembowel) : Yang diharapkansetiap label tentunya mendistribusikan setiaprilisannya secaraluas bahkan kalau mungkinantar
Planet …
Abah Supri (Persetan) : Target pasar kami untuk 2014 adalah pasar dalam
negeri, walaupun kini kami sudah banyak menerima tawaran untuk melebarkan sayap
dengan membuka jalur distribusi ke luar negeri. Bahkan ada label metal yang
cukup besar berbasis di Austria yang sudah siap bekerjasama dengan kami.
Bimo (Undying M) : Kalau saya mengutamakan pasar dalam negeri
karena potensi marketnya di sini. Sedangkan luar negeri nggak terlalu, kalau
ada yang tertarik ya syukur, nggak ada no problem. Karena bagi saya, buat apa
bangga dirilis oleh label luar negeri, label kecil underground juga, tapi di
negeri sendiri bandnya kurang dikenal, di dalam dan di luar negeri sama-sama
mandek, hehe. Kalau mau ‘besar’ di luar negeri harus tour di sana, karena band
fanbase terbentuk dari show dan bisa mendongkrak record & merch selling
juga. Dulu band saya, Absolute Defiance juga pernah dirilis CD-nya di label
Belanda, tapi ya gitu-gitu saja, hehe. Ingin besar di dalam negeri dulu lah,
luar negeri terlalu neko-neko. Kalau sudah besar di dalam negeri lebih mudah
untuk go international seperti Burgerkill, Death Vomit, Jasad, dan semoga
deretan ini semakin bertambah terus.
Q : Adakah trit / trik khusus dalam cara
kerja marketingnya untuk meraih hasil penjualan yang maksimal?
Abah Supri (Persetan) : trik khusus
mbak, yang penting rajin menabung, jujur dan ikhlas aja.
Arman (Disembowel) : Selama ini yang saya kembangkan adalah menjaga dan memperluas relasi secara individu disamping harus tetap memperhatikanperkembangan scene.
Iwan D (ESP) : Ada cara” yg
biasa kita lakukan adalah melalui media” promo, trade,buat gig… tapi intinya
kita tidak ada trik khusus.. kita berjalan dan mengalir dgn keyakinan kita
sendiri.
Bimo (Undying M) : Pertama, musik, attitude dan estetika band
harus benar-benar bagus. Kedua, jaman sekarang harus rajin mengaktifkan
berbagai soc-medianya seperti FB, Twitter, Soundcloud, Reverbnation. Artinya
tiap hari harus posting sesuatu, entah itu berita, link audio atau video di
situ supaya interaksi antara fans/konsumen tetap terjalin aktif sehingga akan
‘happening’ terus. Tapi tidak perlu propaganda atau pencitraan via status FB
juga sih untuk mendapat pujian atau mengundang perhatian, santai saja, hehe.
Bagi saya yang penting tunjukkan karya-karya yang berkualitas saja karena
‘music speaks louder than words’. Percuma juga tiap hari posting sampai
terkesan ‘spamming’ tapi tetap kurang mendapat respon yang diinginkan, ya
karena itu tadi, hehe.
Q
: Punya kriteria tertentu ga bagi sebuah band untuk masuk ke dalam label ini ?
Abah Supri (Persetan) : Harus nesvan
Arman (Disembowel) : hemmm, criteria khusus? Tidakada sejauh karya music dan sikapnya “asick” dan saya piker ituhal wajar,
hanya saja sejak terbentuknya kembali Disembowel Records 2 tahun yang lalu,
maka saya fokuskan untukDeath Metal & Thrash Metal.
Iwan D (ESP) : Yang pasti saya sendiri suka musiknya.. Kwalitas music
dan rekamannya bagus.. dan bands yg punya keinginan keras to maju.
Makanya sebelum kita merelease minimal
kita dah tau cara bermain mereka juga.
Bimo (Undying M) : Tentu saja. Selain
punya musikalitas dan ‘mindset’ yang bagus, band ini harus siap
‘berdarah-darah’ untuk memperjuangkan bandnya, kalau bisa militan. Band manja
mending main pop saja, nggak pantas main metal, hehe.
Q : Ibarat harta yang terpendam, perlu
adanya “pembersihan & pemolesan” agar band tersebut bisa menampakkan jati
diri aslinya. Seberapa besar peran label dalam hal ini?
Iwan D (ESP) : Sebagai label kita terus memacu mereka to tetap
eksis,solid dan member semangat..
Abah Supri (Persetan) : Kami tidak akan membatasi eksplorasi karya dari band
yang ada dalam rooster kami, tapi ada kalanya kami sendiri yang melakukan
ending proses terutama di sisi mixing dan mastering, kebetulan di sisi ini saya
sendiri yang handle dengan persetujuan band yang bersangkutan.
Arman (Disembowel) : Pada dasarnya saya sebagai pihak label tidak ikut campur merubah atau mempengaruhi
style ataupun karakter music terhadap band yang hendak dirilis, saat saya memilih dan menunjuk
band tersebut artinya saya menyukai music mereka. Adapun beberapa masukan sudah pastiakan didiskusikan terlebih dahulu sebelum kontrak diturunkan entah dalam pembuatan konsep
artwork dan lain sebagainya .
Bimo (Undying M) : Kalau untuk band yang dikontrak sebelum rekaman
album, label akan bertindak sebagai produser rekaman tapi bukan selalu menjadi
produser eksekutif, mengerti kan maksud saya? Dan peran produser rekaman kurang
lebih besarnya sekitar 70% dari tiap keputusan yang diambil untuk melakukan
berbagai langkah seperti arahan sound, musik, lirik, vokal, estetika (cover,
logo), citra band (penampilan, attitude). Banyak band yang cuek dengan hal
tersebut padahal sebenarnya sangat penting karena band harus sadar bahwa mereka
adalah entertainer
Q : apakah launching album & tour itu
mutlak?
Bimo (Undying M) : Launching tidak.
Tour juga tidak. Yang penting lakukan show sebanyak-banyaknya.
Abah Supri (Persetan) : tidak ada dalam kamus persetan records sebuah band
harus launching album dan tour , kayak rockstar aja .. :P
Iwan D (ESP) : Launching atau
tour saya pikir sebagai media promo yg bukan suatu kewajiban. Kalau emang mampu
atau bisa sah” saja.
Arman (Disembowel) : Pertanyaan ini tergantung pada lipatan uang dalam dompet atau nominal pada rekening
bank, karena jelas merekalah yang mutlak harusada
Q
: Next planing apa nih ?
Iwan D (ESP) : Merelease… Merelease.. merelease.. sampai titik darah
penghabisannnn
Bimo (Undying M) : Merilis
lisensi kaos (band luar atau band dalam negeri), merilis 3 album (lisensi)
kaset dari Solstice (band old school death metal asal Florida, AS)
Abah Supri (Persetan) : rilis band band blackmetal dalam negeri saja mbak gak
neko neko kok dan menjalin persahabatan, silaturahmi sesama penggiat skena,
mulai dari musisi, label, jalur distribusi , warung warung cd terdekat sampai
pada para pembeli nya, itu harus kita bina bersama ..merdeka !!!
Arman (Disembowel) : Saat ini
Disembowel Recs. sedang
mempersiapkan debut album dari beberapa band Death Metal seperti Rottenomicon
(Malang), Hydro (Bandung) danTenggorokan (Kediri) disampingitu 2 band Thrash
Metal asal mancanegara siap bergabung dengan roster Disembowel Recs. Untuk rilis tahun depan
(2015)
Q
: Well any last word buat para pembaca ?
Iwan D (ESP) : EXTREME MUSIK for EXTREME PEOPLE
Bimo (Undying M) : Terima kasih atas
support kalian selama ini, my friends \m/
Abah Supri (Persetan) : Terima kasih buat Lost in Mostpits atas wawancara
singkat ini, semoga dengan adanya Persetan records bisa menambah wawasan rekan
rekan bahwasanya banyak band blackmetal di Indonesia ini yang berkualitas
Arman (Disembowel) : Terima Kasih sebelumnya telah membuat interview ini, I really
appreciate it for sure… Well, sebuah media seperti Magazine, Webzine, Fanzine atau sejenisnya sangatlah penting sebagai tolak ukur perkembangan sebuah
scenesecara informative hanya bagaimana membuat hal tersebut agar menarik dan meningkatkan minat baca kita semua.
Di era sekarang sebuah Band akan berkembang cepat lewat
Merchandise namun semua dikembalikan
pada tujuan utama saat Band
tersebut dibentuk… atau mungkin harus menunggu waktu hingga tidak ada record label yang mampu bertahan dan saatitulah pertanyaan ini akan kembali,
“apakah tujuan sebuah band terbentuk?” Music Metal bukan music yang mampu didengarkan semua
orang, berbanggalah menjadi bagian darihal yang luar biasa…
dukunglah musicnya secarafisik,siapapun mampu bergaya Metal namun tidaksemua
yang mampu mendengarkan musicnya …
Hormatsayabagipencintamusic fisik …
Cheers.